PABUCI (PANCERBUMI CIKALONG/PASAR BARU CIANJUR)
Maret 15, 2010 Tinggalkan komentar
(copas)
Sikap dari salah satu falsafah yang menjadi acuan di Paguron Pancerbumi aliran Cikalong adalah “Jaga diri”. Berbicara tentang jaga diri dimulai dari membawa diri dan mawas diri.
– Membawa diri, aplikasinya dalam silat Pabuci dimulai dari sikap awal yang harus tertib, tidak terburu-buru, juga berurutan (dalam bahasa Sunda : entep seureuh), lembut, bersahabat, jangan sampai mengganggu orang lain atau menjadi orang lain tidak nyaman gara-gara perilaku kita.
– Mawas diri artinya, kita dalam gerakan selanjutnya setelah membawa diri tidak terlepas dari keadaan waspada, ini pun harus berbaik sangka (Khusnudhon) , tidak berburuk sangka (Suudhon) untuk menjaga keselamatan kita juga.
Memang sebenarnya yang menjadi pokok utama kita mencari keselamatan, dari jaga dirilah dengan membawa diri dan mawas diri mudah-mudahan kita mendapatkan keselamatan. Namun, prosesnya kadang-kadang dari awal sampai akhir kita mendapat suatu hambatan atau gangguan yang tidak diinginkan. Disini baru yang namanya jaga diri dilanjutkan dengan memakai jurus membela diri supaya kita mendapat keselamatan untuk semua (baik kita maupun lawan) sampai titik akhirnya baru akan kelihatan bentuk dari jati diri kita.
Sekilas Tentang Sejarah Berdirinya PABUCI
PABUCI adalah singkatan dari Pancerbumi Cikalong atau Pasar Baru Cianjur yang merupakan tempat tinggal Gan Uweh, dimana para inohong Pancerbumi belajar meniti ilmu tentang Maenpo Cikalongan.
Awal berdirinya PABUCI seiring dengan adanya dorongan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur yang mempunyai Tiga Motto Pilar Budayanya yaitu ngaos – mamaos – maenpo.
– Ngaos : Kab. Cianjur terkenal dengan masyarakatnya yang religius, sehingga ngaos (ngaji) diangkat untuk memperlihatkan atau menanamkan pendalaman agama Islam termasuk seni Qiro’ahnya.
– Mamaos : Juga Kab. Cianjur ini sudah dikenal terutama oleh masyarakat Jawa Barat dalam seni suara tembang lagu yang khas, dikenal dengan nama Cianjuran.
– Maenpo : Istilah Pencak Silat di Kab. Cianjur. Ini pun menjadi suatu perhatian dari Perintah Kab. Cianjur untuk dikembangkan dan dilestarikan lebih lanjut.
Kembali, atas dorongan Tiga Motto Pilar Budaya Cianjur inilah aliran Cikalong diharapkan membuka diri karena yang tadinya selalu tertutup dan merupakan tabu kalu diperlihatkan secara terbuka. Tentunya bukan itu saja yang menjadi dorongannya. Alasan lainnya diantaranya, disebabkan oleh sudah semaraknya Pencak Silat Beladiri import (beladiri luar negeri), dan kekhawatiran ilmu silat tradisional ini lama-lama akan menjadi punah, oleh karena itu perlu diamalkan demi kelestariannya.
Dibobotohan oleh kasepuhan H. Ceng Suryana, H. Azis Asy’arie, Letkol Harun (Alm.), dibantu oleh Pak Ujang Saepudin membuat sebuah kelopok kecil yang kegiatannya hanya berkumpul dan latihan saja. Tidak terasa, perkembangannya cukup pesat dari waktu ke waktu ditambah lagi mendapat sambutan dari organisasi silat Jawa Barat, yaitu PPSI cabang Cianjur, terlahirlah kader-kader muda PABUCI yang dapat membantu dalam bidang pelatihan. Dalam semangat-semangatnya, PABUCI di tatar Kab. Cianjur salah seorang muridnya, yaitu putra H Azis memberitahu bahwa dia melihat undangan dalam tayangan internet oleh sahabat silat kelompok pecinta silat tradisional Indonesia, mengundang kepada semua tokoh-tokoh silat betawi untuk bisa bertemu muka di riungan Padepokan TMII. Mulai dari sinilah PABUCI dan FPPSTI bergabung bergandengan saling mendukung dari waktu itu sampai sekarang kurang lebih 2 tahun berjalan.
Mari kita lirik PABUCI kebelakang, kalo barusan kita bicara ke hilir, sedangkan jika di lirik ke hulu, Sesepuh-sesepuh PABUCI mendapatkan ilmu aliran pencak silat Cikalong langsung dari R.H.O Soleh (Gan Uweh) khusus H. Ceng Suryana merupakan muridnya yang paling menonjol diantara murid-murid lainnya yang masih ada, karena murid-murid Gan Uweh banyak yang sudah meninggal, diantaranya H. Mahfud (Alm) , M. Yayan Sofian (Alm), Let.Kol CKA. Rd. Abdurrauf, SH (Alm) yang merupakan murid senior, sedangkan yang lain H. Unay Syahroni (Alm), Mas Kasno (Alm) termasuk putranya sendiri R. Udung Abdullah (Alm).
Cerita Gan Uweh sendiri sudah banyak yang tahu, yaitu sebagai murid dari 2 orang guru, sama-sama aliran cikalong yang berbeda karakter, masih saudara kakak beradik yaitu R. Idrus yang berkarakter silat Berehan (mau mengalah dengan jalan mundur) sedangkan R. Muhidin berkarakter keras (selalu maju tidak pernah mundur)
Jika di telusuri ke atas lagi, R. Idrus mendapat ilmu dari R. Obing dan berbeda dengan R. Muhidin mendapatkan ilmu dari R. Brata. jika ditelurusi lebih dalam lagi R. Obing dan R. Brata, keduanya merupakan murid dari R. H. Ibrahim sebagai Pencipta Pencak Silat Aliran Cikalong.
GEONG
Kita mulai lagi dgn kaidah GEONG, artinya adalah gerakan yang mengikuti arah tenaga serangan lawan yang diantisipasi dgn gerakan memutar membentuk lingkaran[ bulatan] utk mencapai suatu tujuan.
Filosofinya kira2 klo ada niat seseorang, baik atau tidak ikuti saja, tak usah dilawan tapi kita tetap waspada dan harus tahu ilmunya utk bisa jadi aman buat kita.
Aplikasi gerakannya ,apabila ada seseorang menyerang kita misalnya serang pukul jangan ditangkis atau menghindar tapi cukup ditempel rasa dgn tangan mengikuti arah tenaganya dgn kaidah geong Cikalong memutarkan gerak tangan dan badan balik menyerang utk diselamatkan ,kita maupun lawan.
Utk aplikasi klo ada berpasangan susun tempel dilanjut kaidah aplikasi jurus lainnya seperti tomplok harizontal trus dicoba vertical alias banting, dll. Bagi yang kaga ada pasangan jauh dari teman…… cukup dgn aplikasi tangan kiri lawan tangan kanan, bentuk kasusnya bayangin aja sendiri, misalnya kecil2an aja telunjuk tangan kiri dipatahin oleh tangan kanan. Diobatin harus bisa menjadi sebaliknya telunjuk tangan kanan dipatahin tangan kiri ,terus saja bolak balik.
Mari kita coba lagi utk ngelanjutin bahasan salah satu teknik kaidah maenpo Cikalong yaitu SALIN.
Salin adalah salah satu bentuk kaidah maenpo Cikalong yg gunanya untuk mengatasi dua belah tangan lawan oleh dua belah tangan kita ….menjadi diatasi oleh sebelah tangan saja…….artinya membebaskan salah satu tangan kita…atau dgn kata lain dalam ilmu konstruksi asalnya dua tumpuan …menjadi satu tumpuan, sepertidalam membangun jembatan layang. ……… PERAGAANNYA ; Kedua belah tenaga tangan lawan dibendung seimbang dengan tenaga Madi istilah maenpo Cikalong,……Serongkan dan tumpangkan tangan kanan kita diatas tangan kiri lawan sambil membawa tangan kanannya. Pada saat itu lepaskan tangan kiri kita menjadi bebas……. InsyaAlloh lawan akan terkecoh.
Apa itu Berehan?
Berehan berasal dari bahasa sunda adalah sifat akhlak baik yang artinya selalu memberikan apa saja yang dikehendaki atau di minta oleh orang lain tidak pernah menolak, saking baiknya apabila ada orang yang minta apapun selalu Ok dan mempersilahkannya dengan ikhlas.
Dalam aplikasi silat PABUCI kalo sudah bisa sampai tahap ini, akan menjadikan sesuatu yang lebih ringan dan efisien untuk melakukan apasaja yang kita inginkan dan membuahkan hasil yang optimal
Filosofi berehan ialah KEPASRAHAN HIDUP, apapun yang diberikan oleh-Nya pahit maupun manis selalu berterimakasih (disyukuri). Lillahhitaalla.
Berehan= Keprasahan Hidup…
Ini ilmu yang sangat tinggi, kerena untuk mencapai ke tingkat Berehan dalam silat tentu kita haru memiliki dasar yang kuat mengenai 3 hal (ini menurut saya lho ya…) yaitu :
1. Kecerdasan Emosional
2. Kecerdasarn Pikiran
3. Kecerdasan Otot
Kecerdasan Emosional ini merupakan yang pertama kali harus di pupuk oleh seorang pendekar… untuk bisa sampai pada tingkat ini tentu akan sangat susah, kenapa? karena setiap orang yang sudah merasa memiliki bekal beladiri tentu akan merasa lebih bisa, lebih jago dan lebih-lebih yang lain padahal ada yang lebih jago dari segala-galanya yaitu YME….. akibatnya seorang pendekar kalo dalam tokoh jawa kuno selalu menjadi sok jagoan dan gampang emosi.. Nah disinilah mungkin diperlukan kecerdasan emosi seorang pendekar untuk menganalisis kita harus sabar atau ikhlas… kalo tidak maka pendekar tersebut akan cenderung mudah terpancing dan menjadi orang yang sombong dan kalo dalam bahasa silat mungkin akan kita tangkis, kita lipat atau bahkan kita potong (ini mestinya ahli silat yang jelasin)… nah saya lihat di PABUCI sudah menerapkan falsafah ini, tentu saya sangat salut dengan paguron ini.
Kecerdasan Pikiran ini merupakan kelanjutan dari kecerdasan emosi… kenapa? karena setelah kita mampu mengendalikan pikiran kita, tentu dengan cepat kita harus menggunakan pikiran kita untuk berfikir apa langkah selanjutnya… orang yang telah sabar dan ikhlas namun tidak memiliki kecerdasan pikiran akan cenderung untuk selalu ditindas karena kita selalu mengalah… mestinya kita mengalah untuk menang, bukan mengalah karena kita memang tidak mampu menganalisa lanjutanya… hee… hee.. Kalo dalam implementasi, kita sudah menerima pukulan atau yang lain dengan ikhlas maka, sesaat itu juga kita harus berfikir bagaimana cara menerima pukulan yang tidak membahayakan kita, bahkan kita dapat langsung berbalik menyerangnya… ini sangat sulit… benar-benar sulit..
Terakhir, Kecerdasan Otot.. ini adalah langkah terakhir terhadap kedua langkah diatas… kecerdasan otot digunakan untuk melakukan eksekusi terhadap seberapa besar tenaga yang mestinya kita gunakan, menggunakan organ mana yang paling efektif dan analisis yang lain…
Dalam aliran cikalong, harus ingat prinsip baku yaitu : MADI, SABANDAR, KARI.
Serangan harus diterima dulu, itu adalah MADI…, kemudian ada rubahan dengan SABANDAR, baru kita bisa balas menyerang itu yang disebut KARI…
jadi kalo dari pertanyaan pancasona hanya terdapat MADI dan KARI, mana ditengah SABANDARnya
Sekarang apa hubungannya dengan BEREHAN??? berehan disini maksudnya adalah tidak setiap serangan itu dikasih begitu saja, tapi bukan berarti ada pamrihnya.. yang jelas harus ikhlas.. Jadi sebenarnya berehan itu ada ilmunya.. sebaiknya harus belajar tentang itu… Secara umum kalau ada serangan itu dikasih (berehan) dengan MADI tenaga kosong yang tidak bisa terlepas dengan tetap menggunakan RASA untuk memantau terus, sedangkan SABANDARnya juga memakai tenaga kosong, baru KARI-nya bisa memakai TENAGA SATU, TENAGA SETENGAH, atau TENAGA KOSONG seperti yang di bilang Patih Gajahmada tentang Kecerdasan Otot artinya kalo dengan TENAGA SATU lawan bisa berakibat celaka, Kalau dengan TENAGA SETENGAH atau KOSONG lawan bisa selamat.
Berehan= Keprasahan Hidup…
Inilah indahnya silat, penuh dengan makna filosofis yang bila digali bisa menyelamatkan kita baik di dunia maupun akhirat. Amien.
Setahu saya konsep berehan ini merupakan bagian dari konsep tasawwuf. Berehan berasal kata dasar Bere, pemberian sehingga menjadi selalu memberikan apa saja yang dikehendaki atau di minta oleh orang lain tidak pernah menolak. (Dermawan).
Sahabat, begitu mendapat penjelasan dari Aki Sija mengenai Berehan, sontak pikiran saya teringat sebuah artikel yang ditulis oleh kang Jalal. Coba simak tulisan dibawah ini, saya kira terdapat kaitan yang sangat erat antara dunia tasawwuf dengan silat bila kita menggali makna filosofisnya misalnya dalam konsep Berehan.
Dalam artikel kang Jalal disebutkan yang mempercepat orang mencapai derajat yang tinggi di sisi Allah Swt. bukanlah frekuensi shalat dan puasa. Bukankah semua ibadah itu hanyalah ungkapan rasa syukur kita kepada Allah, yang seringkali jauh lebih sedikit dari anugerah Allah kepada kita? Yang sangat cepat mendekatkan diri kepada Allah, pertama, adalah al-sakha (kedermawanan). Nah al-sakha ini sama dengan berehan.
Motto PABUCI : bersilat, bersilaturahmi, berolah raga, berseni yang beretika.
Bersilat : Dalam kajian ilmu yang dikembangkan PABUCI memang terfokus dgn
kejadian2silat.
Adapun kaidah2 teknik silatnya ini benar2 dr aliran Cikalong yg berasal dari R.H. Ibrahim seorang ulama sbg penciptanya dan melalui penerus generasi pertamanya yaitu R. Obing dan R. Brata terus ke generasi kedua R. Idrus dan R. Muhidin terus ke generasi ketiga R.H.O. Soleh dari dia PABUCI merupakan generasi keempat yg diasuh dan dikelola oleh H. Ceng Suryana, Pa Ujang Saepudin dan R.H. Azis Asyarie.
Silat aliran Cikalong ini kaidahnya banyak mengutamakan kepekaan rasa . Ciri khasnya dalam pembelajaran awalnya dimulai dr rasa gerak yg kasar kemudian diteruskan dgn rasa gerak yg halus.
Bersilaturahmi : Tujuan utamanya memperbanyak silaturahmi shg PABUCI mendambakan jalinan
hubungan dgn siapapun se luas2nya dalam koridor tentang kebaikan.
Punya kawan seratus orang masih terlalu sedikit.
Punya lawan satu orang sudah terlalu banyak.