Berpikir Sebagaimana Sabuk Putih

(copas)

Saat saya mulai menulis untuk majalah GRACIE, pikiran saya terbuka terhadap ide apapun. Sekarang ini saya telah menulis untuk majalah ini hampir selama 6 tahun. Orang seringkali bertanya cara saya terus menulis bulan demi bulan dengan tulisan yang baru. Jawaban saya adalah bahwa kunci tulisan saya dan seni bela diri adalah selalu memiliki Pikiran Seorang Pemula.

Meskipun selama bertahun-tahun saya merasa telah banyak mempelajari jiujitsu, seni bela diri, dan pelatihan fisik, ada saat dimana sulit bagi saya mencapai tingkatan kegairahan yang sama yang pernah saya miliki ketika membaca, menulis dan berlatih. Selama ini saya juga memperhatikan banyak orang kehilangan pola pikir yang antusias dan meninggalkan seni bela diri untuk selamanya. Ini memaksa saya bercermin kembali pada pola pikir Pikiran Seorang Pemula yang saya miliki dan kemudian mempelajari cara mendapatkan kembali sikap seperti itu.

Artikel ini dirancang untuk menjabarkan semua pola pikir yang penting untuk perkembangan, membantu anda mengidentifikasi masalah-masalah yang akan terjadi jika anda tidak menggunakan pola pikir tersebut, dan tips mengenai
cara mendapatkan kembali hal yang telah hilang.

Pikiran Seorang Pemula
“Dalam Pikiran Seorang Pemula banyak hal yang mungkin, namun dalam Pikiran Seorang Ahli hanya terdapat sedikit kemungkinan.” — Shunryu Suzuki —

Ketika saya belajar jiujitsu, saya tenggelam dalam apapun mengenai seni ini. Saya membaca segala yang bisa saya dapatkan, mempelajari video-video yang paling awal dan berlatih kapanpun saya bisa. Setiap sesi latihan menambahkan sebuah teknik baru dan cara mengalahkan untuk dipelajari. Saya saat itu benar-benar seorang pemula dan memiliki hal yang sekarang ini saya kenal sebagai kegairahan Pikiran Seorang Pemula.

Pikiran Seorang Pemula bisa dilihat sebagai suatu keadaan mental tempat anda merenungkan pelajaran apapun tanpa penilaian dan hasil dari pengetahuan atau pengalaman terdahulu. Saya percaya bahwa pola pikir ini penting untuk dibawa ke setiap aspek kehidupan anda.

Pikiran Seorang Ahli
“Penemuan-penemuan telah lama berlalu semenjak penemuan-penemuan itu mencapai batasnya, dan saya tak lagi berharap akan perkembangan lebih jauh.” – Julius Frontinus (Insinyur yang sangat terhormat dari Roma, tahun 100 Masehi)

Saya ingat akan pelajaran yang diberikan Sensei Matsumura setelah sang master itu datang ke dojo kami untuk menunjukkan beberapa teknik aikido sebagai tambahan atas teknik judo. Yang ia perhatikan adalah bahwa para judoka mendengarkan dengan sungguh-sungguh saat sang master memperagakan teknik-teknik judo, namun mengalihkan perhatian selama peragaan teknik aikido. Sayang, mereka menunjukkan “Ego” atau Pikiran Seorang Master.

Setelah itu Sensei berbicara panjang lebar untuk memastikan bahwa “tingkat berapapun sabuk hitam yang pernah kamu capai, kamu harus tetap menjaga pikiran sebagai seorang sabuk putih.” Awalnya saya tidak mengerti hal ini tetapi sekarang ini setelah lebih banyak latihan bertahun-tahun, saya mengerti.

Saya melihat bahwa Pikiran Seorang Ahli bisa berbahaya bagi siswa seni bela diri, karena kita harus tetap memelihara pemahan tentang penemuan-penemuan supaya terus berkembang. Tak akan terhindarkan saat anda berfikir bahwa anda telah mengetahui segalanya, anda bisa ditunjukkan hal-hal lain.

Saya percaya pada saat anda berfikir anda tahu segalanya atau tak ada lagi yang tertinggal atau yang harus dipelajari lagi, itu saatnya anda memutuskan untuk berhenti berkembang.

Baik dalam latihan fisik maupun seni bela diri, kadang saya mendapati diri saya jatuh ke dalam perangkap Pikiran Seorang Ahli. Adalah mudah untuk membuang hal baru sebagai hal yang tak berguna daripada menyediakan waktu untuk mengevaluasi dan mengasimilasikan ide-ide baru ke dalam pikiran anda sekarang ini.

Sikap Menentukan Ketinggian
Orang mungkin menduga dari paragraf terdahulu bahwa pengalaman bersifat merusak terhadap mempertahankan Pikiran Seorang Pemula, namun ini tidak benar. Kuncinya bukanlah pengalaman yang diperoleh, namun sikap sebagai seorang Pemula yang dipertahankan.

Sikap ini adalah sesuatu yang harus kita kerjakan setiap hari di keseluruhan hidup kita. Saya mengatakan “kerjakan” karena saya melihat bahwa lebih mudah bagi orang untuk menutup pikiran mereka terhadap hal-hal baru dari pada membukanya. Untuk membantu setiap orang, saya telah menjabarkan 3 strategi untuk menciptakan Pikiran Seorang Pemula.

1. KOSONGKAN CANGKIR ANDA
Seorang master zen dikunjungi oleh seseorang lelaki yang sedang belajar zen. Saat sang master mulai mnghidangkan teh, si lelaki itu bertele-tele tentang hal yang ia ketahui tentang zen. Sang master menuang teh ke cangkir si lelaki itu hingga tumpah. Si lelaki itu mengamatinya hingga ia tak tahan lagi. “Master, tidakkah anda lihat sisi cangkirnya sudah luber?” tanya si lelaki. “Pikiranmu seperti cangkir ini”, jawab sang master. “sebelum kau kosongkan cangkirmu, saya tak akan punya hal untuk diajarkan kepadamu.”

Untuk mengembangkan Pikiran Seorang Pemula, pertama-tama kita harus
bertanya kepada diri sendiri, apakah cangkir kita telah kosong atau masih penuh. Hanya dengan pikiran terbukalah anda bisa menerima ide-de dan konsep-konsep baru. Seperti yang dikatakan Suzuki,”Pikiran asli” kita meliputi segala sesuatu dalam pikiran itu sendiri.

Pikiran Seorang Pemula tak berarti sebuah pikiran yang tertutup, namun sesungguhnya sebuah pikiran yang dikosongkan atau sebuah pikiran yang siap menerima. Jika pikiran anda dikosongkan, maka akan selalu siap menerima apapun. Pikiran anda akan terbuka kepada apapun.”

2. BERGAIRAHLAH, JANGAN FRUSTASI
Ketika dihampiri oleh ide-ide baru, seringkali saya melihat pertama kali orang memikirkan alasan tentang mengapa sesuatu tidak bisa berjalan daripada berfikir alasan tentang mengapa sesuatu bisa berjalan. Saran saya adalah bergairahlah dengan fakta bahwa kemungkinan-kemungkinan adalah tak terbatas dan akan ada banyak hal yang anda tidak tahu daripada yang anda ketahui.

Ketika anda mencapai pola pikir Pikiran Seorang Pemula ini, anda akan mulai mengalami perasaan seperti keingintahuan, kegairahan, dan keingin segeraan untuk mempelajari lebih banyak hal bahkan hal-hal yang telah anda pelajari selama bertahun-tahun.

Cara baru dalam memandang sesuatu yang anda anggap kuno akan mengarahkan anda terobosan terhadap apa yang selama ini anda cari dan hal yang dahulunya anda lewatkan ketika anda menggunakan Pikiran Seorang Ahli.

3. BERLATIHLAH HINGGA MENJADI BAGIAN DIRI ANDA
Untuk mencapai Pikiran Seorang Pemula, anda tidak hanya harus mengevaluasi kecenderungan berfikir anda saat ini, namun juga melatih pola pikir ini selama merenung dan bertindak. Hanya dengan latihan yang terus meneruslah anda akan mencapai keberhasilan.

Takuan Soho mengatakan “saat pemula tidak mengetahui apapun tentang sikap badan atau tekniknya, pikirannya tidak berhenti dalam dirinya. Saat ia mulai belajar beragam teknik, pikiranya berhenti dibanyak tempat. Kemudian, saat waktu dan banyak latihan telah berlalu, pikiranya akan menjadi di saat ia pada permulaan ketika pikirannya tidak mengetahui apapun dan belum diajari apapun.”

Saya berharap setiap orang menikmati artikel bulan ini dan mengisi pemikiran sabuk putih dalam benak anda. Hal ini tidak hanya membuat anda menjadi sederhana, namun saya berjanji bahwa apapun yang anda lakukan akan menjadi lebih menyenangkan dan baru.

Dengan menggunakan pola pikir ini, saya berjanji untuk tetap membawakan anda informasi yang hebat di setiap bulan. Sekarang ini merupakan tugas anda untuk sungguh-sungguh memperhatikan seolah seperti dari sudut pandang seorang pemula dan bergairah dengan kegairahan baru, bukannya menjadi letih karena pengalaman. Sekarang mulailah!

*Martin Rooney adalah direktur Parisi Speed School and pelatihan pengkondisian Tim Renzo Gracie. Dia telah melatih para petarung untuk ADCC, UFC, dan Pride. Bukunya berjudul “Training for Warriors” dan DVD nya terdapat di www.parisisschool.com
Artikel ini ditulis dalam majalah GRACIE (www.graciemag.com ) terbitan#124, halaman 76 (Juni 2007)

Tentang sekedarblog
Aku hanya aku adanya; Aku bukan yang nampak aku; Aku seperti silih bergantinya hitam putih; Artikupun samar kumengerti

Tinggalkan komentar